Sri Sri Damodarastakam
Songs by : Kṛṣṇa
Dvaipāyana Vyāsa
Song Name :
Namamisvaram Saccidananda Rupam
Official Name : Sri
Sri Damodarastakam
Spoken by :
Satyavrata Muni in a conversation with Nārada Muni
and Śaunaka Ṛṣi
Author :
Vyasadeva
Book Name : Padma Purana
(1)
namāmīśvaraṁ sac-cid-ānanda-rūpaṁ
lasat-kuṇḍalaṁ gokule bhrājamanam
yaśodā-bhiyolūkhalād dhāvamānaṁ
parāmṛṣṭam atyantato drutya gopyā
(2)
rudantaṁ muhur netra-yugmaṁ mṛjantam
karāmbhoja-yugmena sātańka-netram
muhuḥ śvāsa-kampa-trirekhāńka-kaṇṭha-
sthita-graivaṁ dāmodaraṁ bhakti-baddham
(3)
itīdṛk sva-līlābhir ānanda-kuṇḍe
sva-ghoṣaṁ nimajjantam ākhyāpayantam
tadīyeṣita-jñeṣu bhaktair jitatvaṁ
punaḥ prematas taṁ śatāvṛtti vande
(4)
varaṁ deva mokṣaṁ na mokṣāvadhiṁ vā
na canyaṁ vṛṇe ‘haṁ vareṣād apīha
idaṁ te vapur nātha gopāla-bālaṁ
sadā me manasy āvirāstāṁ kim anyaiḥ
(5)
idaṁ te mukhāmbhojam atyanta-nīlair
vṛtaṁ kuntalaiḥ snigdha-raktaiś ca gopyā
muhuś cumbitaṁ bimba-raktādharaṁ me
manasy āvirāstām alaṁ lakṣa-lābhaiḥ
(6)
namo deva dāmodarānanta viṣṇo
prasīda prabho duḥkha-jālābdhi-magnam
kṛpā-dṛṣṭi-vṛṣṭyāti-dīnaṁ batānu
gṛhāṇeṣa mām ajñam edhy akṣi-dṛśyaḥ
(7)
kuverātmajau baddha-mūrtyaiva yadvat
tvayā mocitau bhakti-bhājau kṛtau ca
tathā prema-bhaktiṁ svakāṁ me prayaccha
na mokṣe graho me ‘sti dāmodareha
(8)
namas te ‘stu dāmne sphurad-dīpti-dhāmne
tvadīyodarāyātha viśvasya dhāmne
namo rādhikāyai tvadīya-priyāyai
namo ‘nanta-līlāya devāya tubhyam
(1)
Kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang bentuk-Nya merupakan
perwujudan kehidupan kekal, pengetahuan, dan kebahagiaan. Anting-anting-Nya
yang berbentuk seperti ikan hiu bergoyang-goyang. Dia bercahaya dengan indah di
alam rohani Gokula. Dia berlari cepat dari lumpang kayu karena takut kepada Ibu
Yasoda, sebab Dia bersalah memecahkan tempayan berisi susu asam yang sedang
dikocok menjadi mentega lalu mencuri mentega yang digantung berayun. Namun Dia
ditangkap dari belakang oleh Ibu Yasoda yang mengejar-Nya dengan lebih cepat.
Kepada Tuhan Yang Maha Esa itu, Sri Dämodara, aku menyampaikan sembah sujudku.
(2)
[Ketika Dia melihat ibu-Nya memegang tongkat rotan,] Dia
menangis sambil mengusap matanya berulangkali dengan kedua tangan padma-Nya.
Mata-Nya penuh rasa takut, dan kalung mutiara di leher-Nya yang berisi tanda
tiga garis seperti kerang sangka, bergetar disebabkan oleh napas-Nya yang cepat
karena Dia menangis. Kepada Tuhan Yang Maha Esa ini, Sri Dämodara, yang
pinggang-Nya diikat bukan dengan tali, melainkan dengan cinta suci ibu-Nya, aku
menyampaikan sembah sujudku.
(3)
Dengan lila masa kanak-kanak ini Dia membuat penduduk Gokula
tenggelam dalam kolam-kolam kebahagiaan rohani, dan Dia memperlihatkan kepada
para penyembah-Nya yang khusuk dalam pengetahuan tentang kemahakuasaan dan
kemewahan-Nya bahwa Dia hanya ditaklukkan oleh para penyembah yang
cinta-sucinya penuh keintiman dan bebas dari segala paham sikap kagum dan
hormat. Kembali aku bersujud kepada Sri Dämodara dengan cinta yang besar
beratus-ratus kali.
(4)
O Tuhan, walau Engkau mampu memberi segala jenis berkat, aku
berdoa kepada-Mu bukan untuk memperoleh pembebasan yang impersonal, atau
pembebasan tertinggi berupa kehidupan kekal di Vaikuntha, ataupun berkat
lainnya [yang barangkali diperoleh dengan melaksanakan sembilan proses bhakti].
O Tuhan, aku hanya ingin agar wujud-Mu sebagai Bäla Gopäla di Våndävana ini
terwujud di hatiku selamanya, sebab apa gunanya berkat lain selain ini bagiku?
(5)
O Tuhan, wajah padma-Mu yang dilingkari oleh rambut halus
berwarna hitam kemerah-merahan, diciumi berkali-kali oleh Ibu Yasoda, dan
bibir-Mu berwarna kemerah-merahan laksana buah bimba. Semoga bayangan wajah
padma-Mu ini terwujud di hatiku selamanya. Ribuan berkat lainnya tiada berguna
bagiku.
(6)
O Tuhan Yang Maha Esa, aku bersujud kepada-Mu. O Dämodara! O
Ananta! O Visnu! O Tuan! O Tuhan-ku, semoga Engkau puas terhadap diriku. Dengan
mengarahkan lirikan-Mu kepadaku, selamatkanlah insan bodoh yang malang ini yang
tenggelam dalam lautan duka cita duniawi, dan perlihatkanlah Diri-Mu di hadapan
mataku.
(7)
O Sri Dämodara, seperti halnya dalam wujud-Mu sebagai bayi
yang diikat pada lumpang kayu Engkau membebaskan dua putra Kuvera—Manigréva dan
Nalaküvara—dari kutukan Närada dan menjadikan mereka penyembah-penyembah agung,
dengan cara yang sama, mohon beri aku prema-bhakti-Mu Sendiri. Aku hanya
menginginkan hal ini. Aku tidak menginginkan jenis pembebasan manapun.
(8)
O Sri Dämodara, pertama-tama aku bersujud kepada tali
cemerlang yang mengikat perut-Mu. Lalu aku bersujud kepada perut-Mu, yang
merupakan tempat bersandar seluruh alam semesta. Aku bersujud dengan rendah
hati kepada kekasih-Mu tercinta, Srimati Rädhäräni, dan aku bersujud kepada-Mu,
Tuhan Yang Maha Esa, yang memperlihatkan lila yang tiada berhingga.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Ditulis Oleh: I Wayan Mesra Ariyawan (Mahanila Das)
Saat ini anda sedang membaca artikel di Website: "https://jayjivjago.blogspot.com ". Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kita semua. Kami menunggu tanggapan untuk saling berbagi melalui komentar di bawah ini. Mari kita bersama-sama saling berbagi pengetahuan kerohanian untuk meningkatkan kualitas hidup kita yang sesungguhnya. Kami sangat berterimakasih atas semua pihak yang telah berkenan membantu mengembangkan website ini. Semoga usaha kita ini membuahkan hasil yang baik.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Tulis Komentar Anda....